Selasa, 17 Februari 2009

Kak Seto:Ponari Ingin Jadi Tentara dan Senang Obati Orang


Selasa, 17/02/2009 13:34 WIBKak Seto:Ponari Ingin Jadi Tentara dan Senang Obati OrangNograhany Widhi K - detikSurabaya

Video Terkait
Pasien Dukun Cilik Masih Antre
Foto Terkait
Pengobatan Terakhir Sang Dukun Cilik Jakarta - Dukun cilik sakti Ponari ternyata memang senang mengobati orang. Namun, Ponari yang bercita-cita menjadi tentara ini tak senang bila terlalu banyak orang yang diobatinya."Lalu apa sih yang kamu senangi? Menggambar, menyanyi? 'Nggak. Mengobati orang.' Jadi senang mengobati begitu banyak orang? 'Nggak.' Kenapa? 'Terlalu banyak'," ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Seto Mulyadi menuturkan tanya jawabnya dengan dukun cilik sakti asal Jombang Ponari pada Minggu 15 Februari 2009 lalu.Berikut wawancara detikcom dengan Kak Seto, panggilan Seto Mulyadi, Selasa (17/2/2009).Bagaimana hasil pertemuan Kak Seto dengan Ponari, serta kondisi fisik dan psikisnya?Memang dia tampak cukup shock karena situasi yang tiba-tiba serba berubah ini. Pertama trauma terhadap wartawan dan kamera baik foto maupun video. Makanya pada waktu saya datang wartawan diminta keluar semua.Mungkin juga sedikit agak pemalu karena kok 'Wah tiba-tiba jadi selebritis' dan kebanyakan orang ingin bertemu. Akhirnya dia mau berdialog dan menyatakan juga capek melayani begitu banyak orang seperti saat ini. Dia ingin sekolah.Waktu saya tanya mau jadi dokter? 'Nggak'. Mau jadi apa? 'Mau jadi tentara'.Lalu apa sih yang kamu senangi? Menyanyi, menggambar? 'Nggak'. Lalu apalagi? 'Mengobati orang'.Paling tidak ada 15 ribu sampai 20 ribu massa waktu saya datang. Jadi senang mengobati begitu banyak orang? 'Nggak'. Kenapa? 'Terlalu banyak'.Apakah ada indikasi eksploitasi terhadap Ponari, karena orangtuanya sempat dipukuli tetangganya karena ternyata perputaran uang di situ mencapai Rp 1 miliar?Memang secara kasat mata akan kelihatan hal ini. Kami juga mengimbau hentikan eksploitasi ini. Apapun yang dilakukan bukan untuk kepentingan tetangga atau orang tua, tapi untuk kepentingan sang anak.Ponari terlalu lelah atau terlalu banyak (pasien). Mungkin masyarakat sendiri yang mengeksploitasi Ponari. Ketika Ponari sakit, masyarakat mengatakan 'Memang Ponari bisa sakit?'. Ini kan pandangan yang keliru, mohon juga agar ada penyadaran masyarakat.Apa solusi yang Kak Seto tawarkan?Saya minta Bupati Jombang Suyanto untuk merapikan massa dulu yang memenuhi tempat praktek. Massa ditahan supaya tidak masuk dulu. Setelah massa bersih istirahat dulu. Ponari bisa berpraktek kalau kondisinya memungkinkan.Setelah itu sebaiknya dibangun semacam tandon, atau tabung yang cukup besar dan panjang dengan keran cukup banyak. Sehingga batunya cukup dicelupkan saja di tabung tersebut dan masyarakat bisa mengambil air yang mengalir.Saya juga minta kalau Ponari diizinkan praktek agar tidak melanggar hak-haknya sebagai anak, agar dia tetap bisa bersekolah.Masyarakat juga sebaiknya dibatasi, misalnya 200 orang satu hari. Mendaftarnya mungkin bisa di kecamatan atau kabupaten, jadi lebih rapi dan terkontrol.Hari ini Ponari membuka prakteknya kembali dan mendapat dukungan dari Bupati Jombang, bagaimana dengan sekolah Ponari?Iya memang saya mendapat laporan dari Kepseknya. Saya juga barusan bertemu dengan Pak Bupati yang ada di Jakarta dan kembali ke Jombang.Itu bukan tidak mau sekolah. Karena terlalu banyak yang mengepung, jadi ke mana-mana dia diikuti massa.Bagaimana dengan home schooling?Sementara sudah home schooling. Ada gurunya yang datang, kebetulan guru yang mengajar itu sahabatnya Pak Bupati. Sehingga haknya untuk belajar tidak terlanggar. Tapi dia tetap rindu untuk bisa ke sekolah.Bagaimana tanggapan Bupati Jombang atas saran dari Kak Seto?Pak Bupati sangat welcome, saya dengar wawancara di TV tadi pagi. Tapi memang agak susah mengatasi massa, tidak bisa serta merta menyuruh pergi, mereka bisa marah.Karena sudah ada yang menunggu dua sampai tiga hari, bahkan ada yang kehujanan di tempat.Pak Bupati menyampaikan ke saya agar pejabat atau yang lain tidak berkomentar dulu.(nrl/fat)Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar