Selasa, 10 Februari 2009

Gerakan Intelijen Rusak Partai Politik?


Rabu, 11/02/2009 09:54 WIB Gerakan Intelijen Rusak Partai Politik? Muhammad Nur Hayid - detikPemilu
(Ilustrasi: buku Irfan Awwas)

Jakarta - Menjelang pemilu 2009, sejumlah parpol yang selama ini cukup solid, malahmengalami keretakan. Sebut saja PKB, PDIP, Golkar, PPP, PKS, dan partai lainnya.Partai Demokrat yang masih aman dan utuh. Sementara Partai Gerindra terusmenanjak. Benarkah semua ini ulah oknum intelijen?PKB yang memang terbiasa konflik sejak kelahirannya, makin tidak karuan danberantakan. Sampai detik ini perseteruan antara Muhaimin Iskandar dan kubu GusDur masih terus berlanjut.Sampai-sampai Anak Gus Dur, Yenny Wahid membuat manuver tidak masuk akal denganmenyuruh pendukungnya tidak mencoblos PKB dan mengalihkan ke PDIP.Golkar yang dahulu menjadi partai terkuat di zaman Orba dan pemenang pemilu 2004juga tak luput dari politik pecah belah. Tak tanggung-tanggung, partai pecahanGolkar diprediksi akan mampu mendapatkan suara besar dalam pemilu 2009, yakniPartai Hanura dan Gerindra.PDIP yang terkenal partai tradisional fanatik karena hanya mengandalkanketokohan Megawati yang merupakan anak Soekarno juga bisa dibelah. PDP yangmerupakan partai pecahan PDIP, dipimpin mantan orang dekatnya Mega danTaufiqKiemas, seperti Roy BB Janis dan Laksamana Sukardi. Sejumlah kader PDIP jugapindah ke Partai Gerindra, seperti Permadi dan Haryanto Taslam.PPP juga demikian nasibnya. Meski tidak sevulgar PKB, api dalam sekam sedangmembara di tubuh partai berlambang Ka'bah ini. Berbagai faksi sedang menunggumomen yang tepat untuk saling 'menikam' merebut kue kekuasaan. Menjelang pemilu2004, PPP dipecah oleh Zainuddin MZ dengan PBR-nya.PKS yang terkenal sebagai partai baru namun berpotensi menjadi kuda hitam jugatak lepas dari perbedaan yang rawan mengarah perpecahan. Meski tidak ada partaipecahan, perseteruan antara kelompok gerakan yang eksklusif dan kader muda PKSpotensial yang cenderung inklusif dan terbuka menjadi ancaman serius di tubuhpartai ini.PAN yang didirikan tokoh reformasi Amien Rais juga merasakan pahitnyapengembosan. Tak tanggung-tanggung, pengembosan itu berasal dari kekuatan ormasyang menjadi basis dukungan PAN, Muhammadiyah setelah PAN dipimpin SutrisnoBachir (SB).Pengembosan itu diperlihatkan dengan hubungan tidak harmonis antara SB dan KetuaUmum PP Muhammadiyah Dien Syamsuddin yang dikemudian hari menjadi salah satusesepuh dan pembaurekso (pelindung) gerakan kaum muda Muhammadiyah yangmendirikan Partai Matahari Bangsa (PMB).Benarkah perpecahan parpol itu karena disusupi intelijen? Memang cukup sulituntuk mengiyakan isu ini. Namun, biasanya operasi intelijen memang sering tidakterlihat kasat mata. Jika ini terjadi, maka modus operasi yang dilakukan AliMoertopo di zaman Orde Baru terulang lagi. Saat itu, banyak kalangan meyakinibahwa Ali Moertopo menyusupkan agen-agen ke ormas dan partai politik Islam.( yid / asy ) Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar