Kamis, 29 Januari 2009

Kamu Boleh Mengambil Bagian Dalam Kodrat Ilahi

Post subject: 41. Kamu Boleh Mengambil Bagian Dalam Kodrat Ilahi
Posted: Tue Jul 24, 2007 4:24 am
Merdeka dlm Kristus
Joined: Fri Jun 09, 2006 10:20 amPosts: 4836
Memahami Ucapan Yang Sulit Dalam Perjanjian Baru, 41: Kamu Boleh Mengambil Bagian Dalam Kodrat Ilahi * 2 Petrus 1:3-15 Panggilan dan pilihan Allah 1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib.1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.1:12 Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.1:13 Aku menganggap sebagai kewajibanku untuk tetap mengingatkan kamu akan semuanya itu selama aku belum menanggalkan kemah tubuhku ini.1:14 Sebab aku tahu, bahwa aku akan segera menanggalkan kemah tubuhku ini, sebagaimana yang telah diberitahukan kepadaku oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.1:15 Tetapi aku akan berusaha, supaya juga sesudah kepergianku itu kamu selalu mengingat semuanya itu. Saya dapat melihat topik utamanya sekarang "Ahli Zaman Baru yang terkenal menyatakan Kitab 2Petrus sebagal.Traktat Zaman Baru!" Dengan kata lain, meskipun siapa saja yang membaca Perjanjian Baru mungkin menyadari bahwa Allah telah memberikan banyak "janji-janji yang besar dan berharga kepada umat-Nya." ketika membaca 2Petrus 1:4 kita merasa heran bahwa tujuan dari janji-janji tersebut adalah agar kita "boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi." Apakah pernyataan ini ditulis oleh seorang guru Zaman Baru? Pernyataan tersebut sangat tajam, seperti yang ditulis oleh para ahli kebatinan zaman pertengahan, dan jauh lebih keras dari yang ditulis oleh orang¬orang Knsten yang pada masa kini dituduh sebagai pengikut "Zaman Baru." Bahkan tanpa ada kaitan dengan Zaman Baru kita akan bertanya, Mungkinkah manusia mengambil bagian dalam kodrat ilahi? Lebih lanjut, demi kepentingan diri sendiri kita bertanya, Jika hal tersebut memang mungkin, bagaimana bentuk partisipasi tersebut? Memang benar bahwa seandainya Kitab 2Petrus ditulis pada masa kini, ayat di atas sangat mungkin akan menyebabkan beberapa pembaca menuduh penulisnya sebagai penyebar pengajaran "Zaman Baru" yang tersembunyi. Untunglah kitab tersebut telah dijadikan kanon lama sebelum dimulainya pengejaran terhadap kuasa-kuasa gelap pada zaman modern, dan pada masa itu "menyerang" penulis Alkitab dianggap sebagai hal yang tidak pantas, terlepas dari apa yang mereka katakan. Tetapi meskipun cukup logis, kenyataan ini tidak menjelaskan arti ayat di atas. Sebelum kita memahami ayat tersebut, akan sulit bagi kita (dan kita mungkin tidak berani) mengemukakan pernyataan yang serupa pada masa kini. Jelas ada kesinambungan dalam pikiran Paulus pada bacaan ini. Pertama, ia mengatakan bahwa kuasa ilahi Kristus (dalam kata "ilahi" yang pertama kali digunakan) menganugerahkan segala yang diperlukan untuk kehidupan yang saleh kepada orang Kristen (2Petrus 1 :3). Kristus memberikan kuasa tersebut kepada umat manusia melalui pen genal an pribadi akan Allah (bukan sekadar pengetahuan teologis tentang Allah), yang telah memanggil orang percaya kepada Kristus. Karena itu yang terjadi dalam bacaan ini adalah panggilan kepada Kristus melalui kuasa dan kemuliaan Bapa menuju kehidupan yang saleh berdasarkan kuasa keilahian Kristus yang menyatakan Bapa dalam hati manusia. Kuasa Allah yang penuh kemuliaan ini menjadi dasar dari janji-janji-Nya. Janji-janji apakah itu? Jelas bahwa semua janji itu, yang didapatkan dalam ban yak bacaan Injil pada Perjanjian Baru, adalah disediakannya tempat dalam Kerajaan Kristus yang kekal (2Petrus 1:11) beserta upah yang diberikan bersama janji-janji itu (seperti diuraikan dalam 1 Petrus 1 :3-5). Lalu untuk apa janji-janji itu diberikan? Supaya orang Kristen "boleh mengarnbil bagian dalam kodrat ilahi." Ungkapan "kodrat ilahi" itu sendiri cukup dikenal dalam literatur filsafat Yunani tetapi Juga ditemukan dalam literatur Yahudi-Hellenistik pada masa Perjanjian Baru. Pada literatur abad pertama, "mengambil bagian dalam kodrat ilahi" tidak berarti menjadi satu dengan Allah atau dewa-dewa. (Dalam pemikiran Zaman Baru yang sesungguhnya kalimat tersebut memiliki pengertian demikian.) Dengan kata lain, baik orang Yunani (sebagian besar dari mereka) maupun orang Yahudi, bahkan mereka yang benar-benar Yunani, adalah panteis. Mereka sernua mengharapkan tetap momiliki eksistensi pribadi setelah kematian, bukan bersatu dengan Kekekalan atau menjadi bagian dari ilahi. "Mengambil bagian dalam kodrat ilahi" bagi penulis Yunani maupun Yahudi berarti mengambil bagian dalam kekekalan dan kekudusan Allah (atau "dewa-dewa" dalam literatur Yunani kafir). Seseorang yang telah mengambil bagian dalam kekekalan, seperti Allah, akan hidup dalam kekekalan dan tidak dinodai oleh kecurangan apapun. Tentu saja setidaknya itulah yang dimaksudkan Petrus. Dan jika hanya itu yang dimaksudkan olehnya, maka sesungguhnya ia sedang menunjukkan apa yang akan terjadi pada kematian (atau ketika Kristus datang kembali). Dengan kata lain, janji-janji Allah terus membimbing dan mengarahkan hidup kita sampai kita mendapatkan warisan dari janji tersebut, yaitu hakikat ilahi, ketika kita mati. Dikemukakannya tujuan kehidupan Kristen ini bertentangan dengan gaya hidup guru-guru palsu kepada siapa nasihat dalam Kitab 2Petrus itu ditujukan. Tujuan Allah ad a lah agar kita mengarahkan pandangan pada janji-janji-Nya dan berjalan menuju surga, dan dengan demikian terlepas dari "kebejatan dunia yang disebabkan oleh keinginan-keinginan yang jahat." Guru-guru palsu, di lain pihak, melakukan keinginan-keinginan yang jahat itu. Sesungguhnya gaya hidup merekalah, bukan doktrin mereka, yang menunjukkan bahwa mereka ada lah orang-orang yang tidak bermoral. Keinginan, tentu saja, bisa merupakan sesuatu yang baik. Misalnya, kita menginginkan makanan, supaya kita tidak lapar. Tetapi keinginan perlu dikendalikan oleh tujuan dan prinsip-prinsip Allah. Jika keinginan mengendalikan kita, maka itu adalah hal yang jahat (karena keinginan tersebut bukan hanya menginginkan yang balk tetapi Juga yang jahat). dan mengarahkan kita pada kejahatan. Seseorang yang benar-benar mengarahkan pandangannya pada kodrat ilahi tidak akan dibelokkan atau dikendalikan oleh keinginan jahat semacam itu. Mungkin saja Petrus memiliki maksud lain. Paulus, sebagai contohnya, berbicara mengenai Roh Kudus yang ada dalam diri orang Kristen. Karena itu kodrat ilahi (istilah ini tidak digunakan Paulus pada saat itu, tetapi mungkin digunakannya sebelumnya) ada dalam diri orang Kristen dan memberikan kehidupan (Roma 8:11; bandmgkan dengan 2Korintus 3:18). Yakobus 1:18 dan Yohanes 3:5-6 mengatakan bahwa orang Kristen berasal dari Allah dan karena itu memiliki kodrat ilahi. Di samping itu Kitab 1 Yohanes 3:9 menguraikan kelahiran baru secara sangat harfiah dan .mengatakan bahwa "benih" ilahi (terjernahan yang biasa digunakan adalah "benih", tetapi penulis menggunakan kata yang sama untuk sperma seorang pria) tetap tinggal dalam diri seorang anak Allah. Menurut Kitab 1 Yohanes, karena orang tersebut berasal dan Allah maka ia tidak berbuat dosa. Hal itu disebabkan sifat Bapa ada dalam diri mereka. Sayangnya, dalam suratnya Petrus tidak membicarakan Roh Kudus seperti Paulus, demikian pula ia tidak menggunakan istilah kelahiran baru seperti Yoh anes, sehingga kita tidak tahu apakah gagasan-gagasan tersebut ada dalam konsepnya tentang mengambil bagian dalam kodrat ilahi, meskipun mungkin memang demikian. Jika demikian, apa yang dapat kita katakan mengenai ayat di atas? Rasul Petrus dengan berani menggunakan istilah yang terdapat dalam filsafat dan budaya Yunani dan mendefinisikannya kembali sesuai dengan pengertian Kristen. Ia menjelaskan bahwa bagi orang Kristen telah tersedia apa yang diperlukan untuk kehidupan kudus dalam kuasa Kristus yang ilahi. Ia juga menjelaskan bahwa tujuan kehidupan Kristen adalah untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, setidaknya pada saat kematian. Pada waktu itu, seperti Kristus, orang Kristen akan hidup kekal dalam Kerajaan Surga yang kudus. Petrus mungkin ingin menunjukkan bahwa partisipasi tersebut merupakan pengalaman yang diberikan Roh Kudus kepada orang Knsten pada kehidupan masa kini, tetapi bahasa yang digunakannya tidak cukup jelas untuk memastikan hal ini. Dengan mengemukakan perkataan yang terdapat pada ayat di atas, Petrus sesungguhnya berbicara lebih sedikit dibandingkan beberapa penulis Perjanjian Baru lainnya mengenai persatuan antara manusia dengan Allah, meskipun bahasa yang digunakannya lebih tajam. Pada saat yang sama ia dengan jelas memanggil orang Kristen untuk memanfaatkan apa yang telah disediakan oleh Kristus dan mengarahkan pandangan pada janji-janji Allah agar mereka dapat melepaskan diri dari kejahatan yang ada di dunia dan akhirnya akan menerima kodrat ilahi yang dijanjikan. Gambaran mengenai kuasa Kristus dan pandangan ke arah kehidupan di masa yang akan datang (termasuk membiarkan masa depan menentukan cara hidup pada masa kini) itulah yang perlu dilakukan semua orang Kristen agar mereka menerima pengharapan yang penuh kernuliaan, yaitu ikut mengambil bagian dalam kodrat ilahi. ------- Disalin dari: Peter H Davids, Ucapan yang Sulit Dalam Perjanjian Baru, SAAT Malang, p. 221-225

Tidak ada komentar:

Posting Komentar