Jumat, 23 Januari 2009

4.000 Karyawan Agroindustri Kena PHK

4.000 Karyawan Agroindustri Kena PHK
Penulis : Syahrul Karim
BALIKPAPAN--MI: Jumlah pekerja perkayuan dan perkebunan yang di PHK di Kalimantan Timur mulai pertengahan tahun 2008 hingga akhir Januari 2009 ini telah mencapai 4.000 orang. Sekitar 70 persen berada di Kota Samarinda. "Pemutusan Hubungan Kerja tersebut dilakukan oleh sekitar 4 perusahaan perkayuan dan sejumlah perusahaan perkebunan," Kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum Seluruh Indonesia (Kahutindo) Kalimantan Timur menyatakan Jumransyah saat dihubungi Media Indonesia di Samarinda, Jumat (23/1). Dia mengatakan, gejolak resesi ekonomi global yang melanda Indonesia telah menjadi faktor utama lesuhnya industri perkayuan di Kaltim. Sebab sebagian besar hasil produksi di ekspor ke Amerika dan Eropa. Diperkirakan sekitar 60 hingga 70 persen produksi kayu diekspor ke kedua kawasan tersebut. Sedangkan selama terjadi krisis ekonomi global mengalami penurunan yang cukup signifikan. "Selain di ekspor ke Amerika dan Eropa, ada juga yang diekspor ke Asia, seperti Jepang dan Korea dan Timur Tengah,"uajrnya. Jika krisis ini terus berlangsung,katanya, diperkirakan jumlah tenaga kerja yang berpotensi di PHK akan jauh lebih besar lagi. Karena saat ini pekerja di sektor Kehuatanan dan perkebunan mencapai 50 ribu orang. Untuk itu di harapkan kepada pemerintah untuk membantu para industri perkayuan dan perkebunan dengan mencarikan daerah pemasaran khususnya di kawasan Asia dan Timteng yang dinilai masih berpeluang. "Kita harapkan pemerintah ikut andil membantu para pengusaha agar hasil produksinya dapat terserap di kawasan Asia dan Timteng sehingga para pekerja tidak di PHK.Ini salah-satu solusi untuk menghindari PHK yang lebih besar,"ungkapnya. Sementara itu, salah-satu perusahaan biji nikel di Grogot, Kabupaten Paser Kalimantan Timur telah mem PHK karyawanya sebanyak 400 orang karena habisnya biji nikel di kawasan itu. (SY/OL-02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar